Rabu, 20 Februari 2013

Menilai Diri Sendiri

Oleh: Ust. Anis Matta., Lc

Para pahlawan mukmin sejati selalu mengetahui kadar kepahlawanan dari setiap perbuatan dan karyanya. Maka tidak bisa membesar-besarkan nilai perbuatan dan karya mereka jika kadar kepahlawanan dalam perbuatan dan karyanya itu secara objektif memang tidak ada atau sedikit. Demikian pula sebaliknya.

Mereka juga mengetahui letak sisi kepahlawanan mereka. Sebab, tidak ada orang yang bisa menjadi pahlawan dalam segala hal. Maka, mereka menempatkan diri pada sisi dimana mereka bisa menjadi pahlawan. Mereka tidak pernah memaksakan kehendak dan juga tidak pernah melawan kodrat mereka. Mereka yang merasa hanya bisa menjadi pahlawan dalam perang, tidak akan pernah memaksakan diri menjadi pahlawan dalam ilmu pengetahuan.

Menilai diri sendiri adalah seni yang paling rumit dari sekian banyak keterampilan jiwa yang harus dimiliki seorang pahlawan. Sebab, inilah saat-saat yang paling menentukan sejarah kepahlawanan mereka, sekaligus menentukan jalan masuk mereka kepada sejarah sebagai pahlawan.

Seni ini dimulai dari pengamatan yang mendalam tentang peta diri sendiri. Setelah itu, berlanjut pada penemuan letak kepahlawanan mereka. Setiap ditahap ini, seni itu belum terlalu rumit. Seni itu akan menjadi rumit menakala memasuki penilaian tentang karya dan perbuatan mereka. Sebab, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk membesarkan dirinya sendiri melampaui kadar yang sebenarnya. Karenanya, letak kerumitan dari seni penilaian ini ada pada pertarungan antara kecenderungan membesarkan diri sendiri dengan keharusan bersikap objektif yang sudah menjadi sifat sejarah yang niscaya dalam menilai para pahlawan. Inilah pertarungan antara megalomania dengan objektivitas. Simaklah firman Allah tentang kecenderungan ini, “Jangan sekali - kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang bergembira dengan apa yang mereka kerjakan; janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dan siksa, dan bagi mereka siksaan yang pedih.” (Ali Imran: 188).

para ilmuwan mengalami pertarungan ini, ketika menilai manakah dari karya-karya mereka yang paling monumental dan dimanakah letak kedudukan karya-karya ilmiah mereka itu dihadapan para ilmuan lain yang sejenis. Para sastrawan mengalami pertarungan ini, ketika mereka menilai manakah karya-karya sastra mereka yang paling abadi dan dimanakah letak kedudukan karya sastra itu diantara karya-karya para sastrawan lainnya? Para pemimpin perang juga mengalami pertarungan ini, ketika menilai manakah pertarungan yang dimenangkannya yang paling monumental, dan dimanakah letak kehebatannya, jika dibanding kehebatan para pemimpin perang lainnya dalam jenis perang yang mereka menangkan? Para pemimpin politik dan dakwah juga mengalami pertarungan ini ketika mereka menilai jejak-jejak kepemimpinan mereka tentang dimanakah letak kehebatannya dan seperti apa nilai kehebatan itu dibanding jejak-jejak para pemimpin lain dalam bidang politik dan dakwah?

Mempertahankan objektifitas di depan godaan megalomania adalah pekerjaan jiwa yang paling rumit yang senantiasa akan dirasakan oleh para pahlawan. Cobalah simak cara seorang khalifah dari Zaman Abbasiyah menilai dirinya, “Saya tidak akan pernah bangga pada prestasi yang saya capai, tapi sebenarnya tidak saya rencanakan. Tapi saya juga tidak akan menyesali setiap kegagalan yang saya alami, selama saya sudah merencanakan semuanya dengan baik sebelum melakukannya.”


*posted by: pkspiyungan.blogspot.com

Rabu, 13 Februari 2013

Penuuuh..*__*

Assalamu'alaikum,wr,wb.
Sobat Pembaca yang baik hatinya..*__*


Alhamdulillah hari ini genap sebulan Rumah Pelanggi Senja mewarnai dunia...(sihiiyy**)..
Oya selasa kemaren Rumah Pelangi Senja kedatangan teman baru lho sob, ada dek Irgi, dek Imam, dinda Zulaikha dan Vina, jadi hingga hari ini jumlah adik-adik dirumah pelangi senja ada 37 orang..__=))

Dan tau ngguaaak sob, kalau lagi full adek-adeknya datang semua, Rumah Pelangi Senja sesak bangetttttzzzz....Yaaahhh namanya juga ruanganya sempit sobb.....*ayuuk kaaak ruhmi gede'in lagi tu ruangan*^^..

Heemmm macem-mecem dech tingkahnyaa...
Ada yang nangkring dibangku...Menyindiri disudut ruangan sambil baca buku ( eh..buku "Belajar Selezat Cokelat jadi rebutan lho sobb)..ada yang nempel-nempel sama akuuh..ada yang sibuk lari sana-sini, ada yang bergelut, ada juga yang foto dengan berbagai ekspresi...ada jugaaa yang bengongg...

Wuiiihhhh..kalau udah ribut diluar kendali..langsung dech akuuh keluarin suara emass ku *pyuuh* ... "Diaaaaaaaaaaaaaaaaaaaammmm"...
heee..langsung disambut sama adik-adik "kaak suara kakak cempreng, sakit telinga dengernya"...
*asyemm lempar sendal nee anak*..__^

hemmm...apalagi kalau akang somay/bakso lewat.....adik-adik di RPS pada hebooh...."kaaak permisi dulu yaaahh" kabuuur ngejar tu akang somay..
Akuuh..*meringis doang sambil lihatin tu adik-adik*

Oya sobb, InsyaAllah mulai bulan ini RPS bakal ngasih reword kepada adik-adik yang hapalannya paling banyak lho...Alhamdulillah selama 1 bulan menghapal di RPS udah ada lho adik kita yang hapal 1/2 juz 30 ..Semoga saja dikemudian hari RPS bisa menambah daftar hafidz/hafidzah di indonesia..*Aamiin ya Rabb* (Hayoo..Kak Ruhmi nya kapan jadi Hafidzahh??-red)...InsyaAllah..=))

Naaah,,,jadi sobat pembaca yang baik hatinya, kalau mauu bantuin kaak Ruhmi untuk menyediakan rewordnya boleeeh banget ya kaaan kaaak ...*Ngareep..((*

Udaaahhh duluuu aaahhh..*__*

Sepenuh Cinta, 
Ruhmi Annisa' Jkasim
2 Rabiul Akhir 1434 / 1:30 PM 

Selasa, 12 Februari 2013

Sesungguhnya..

Sebenarnya hati ini cinta kepada Mu
Sebenarnya diri ini rindu kepada Mu
Tapi aku tidak mengerti
Mengapa cinta masih tak hadir
Tapi aku tidak mengerti
Mengapa rindu belum berbunga

Sesungguhnya walau kukutip
Semua permata di dasar lautan
Sesungguhnya walau kusiram
Dengan air hujan dari tujuh langit Mu
Namun cinta takkan hadir
Namun rindu takkan ber bunga

Kucuba menghulurkan
Sebuah hadiah kepada Mu
Tapi mungkin kerana isinya
Tidak sempurna tiada seri

Kucuba menyiramnya
Agar tumbuh dan berbunga
Tapi mungkin kerana airnya
Tidak sesegar telaga kauthar

Sesungguhnya walau kukutip
Semua permata di dasar lautan
Sesungguhnya walau kusiram
Dengan air hujan dari tujuh langit Mu
Namun cinta takkan hadir
Namun rindu takakan berbunga
Jika tidak mengharap rahmat Mu
Jika tidak menagih simpati
Pada Mu ya Allah

Tuhan hadiahkanlah kasih Mu kepadaku
Tuhan kurniakanlah rinduku kepada Mu
Moga kutahu
Syukurku hanyalah milik Mu..

*Lyrics by Raihan-Sesungguhnya* 

Senin, 11 Februari 2013

Kicau ku malam iniiiihhh..=))


Assalamualaikum,wr,wb. 

Hwoooww...
It's been a looooong time not writing something on my blooogggg.."((

Haiiiyyaaaakkkk...sobat pembaca, kepiye iki kabare?? sae mawon tohh??^^
Hemm..malam ini *diluarr buanyyak banget bintang-teruuuuuss???*..rumah pelangi senja kembali menyapa sobat pembaca neeh..yaak kita mau dengerin kak Ruhmi berkicau *huuuuuu turun-turun*...))

=It's me-Ruhmi..=
Baiklah kita mulai yaak *gosok2 tangan mau nulis panjang*
Anyway ini cerita ku setelah beberapa bulan dikampung halaman - Kota Dumai-Riau-Indonesia "Ayuuk visit Dumai dan rasakan sensasi kota Dumai yang membahana  Puannnnaaasss"..Hemmm.....
*mikir mau nulis apa....?

Krikk..

Krikk...

Krikkk..Kelamaaaan mikirnya..((*

Ahhaaaa...=)) kita cerita tentang kegiatan akuuuh (baca-aku-) yahh..
setelah akuuh memutuskan untuk berjuang dikampung halaman buanyyak bgt yang nanya pada kuuhh dengan berbagai redaksi " Lho mbak koq balik kedumai lagi??"- "Mbk ndaak jadi eSDuanya??"-" Jadi sekarang mbak kerja dimana??"-"Mbk jangan lupa undangan WU nya yaah"-"Mbk, apa kegiatanya sekarang"...*serasa seleb kelas atas guaah...pyuuuh((*
dan jawabanku rata-rata sama " InsyaAllah, mohon doa nya saja" ...*padahal hati akuuh... huaaannncuuur..hiksss*
Apapun yang terjadi itu adalah keputusan yang telah kuuh ambil, dan aku harus bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut, dan akuuh yakin apa yang terjadi adalah sebaik rencana yang telah Allah pilihkan untuk ku..*gerimis neeeh mata*..

Dan alhamdulillah akuuh merasa sangat bahagia saat ini, bisa membersamai perjuangan adik2 diRumah Pelangi Senja, keluarga ku, tetangga ku *idolla ku..=))*, adik Rohis di SMA N 3 Dumai..yaaah semua membawa warna yang berbeda dalam hidup ku..hingga memancarkan pesona cahaya yang menjernihkan jiwa..Uhibbuka lillah wa fillah....=))

=..=

Hemm..yaa memang nggak jarang sich..akuuh dapat pertanyaan dari beberapa tetangga dan teman-teman ku " Ndok, nggak coba PNS aja" atau " Nggak ngajar disekolah aja mbak??", atau "Mbak bisa bantu ngajar disini" atauuu " Lho, bimbingan belajarnya koq gratiisss, kan udah banyak muridnya, kasian donk tenaganya kalau nggak dibayar"..dan lainya laaahh..*biasanya  aku cuma nyengir aja sich kalau ditanya soal-soal itu*..

Koq rasanya sempit banget dunia ini kalau semua harus dinilai dari Uang atau Jabatan dan Pangkat..
Aaahh entahlah akuuh tidak terlalu mengerti dengan profiit dan laba seperti itu, yang ku tahu..
Aku hanya berusaha memberikan semua apa yang kupunya untuk sebanyak-banyak orang..
Inginya bermanfaat bagi banyak orang, tapi belum mampu..
Semoga saja difajar esok Allah memampukan diri ini untuk terus bisa berbagi dan bermanfaat bagi orang lain...

Dan sekarang, akuuh dan adik-adik dirumah pelangi senja masih terus berusaha memberikan yang terbaik untuk bangsa ini...*ciaaaaahhhh Bangsa euyyy*


Okeeeh..=))sudah yaah...*Ngaaantuuuk..merem-merem nech nulisnya*

Assalamu'alaikum,wr,wb.


Sepenuh cinta,
Ruhmi Annisa JKasim



Rabu, 06 Februari 2013

Dan Biarkan Kuncupnya Mekar Jadi Bunga

Oleh Ust. M. Anis Matta, Lc

Ternyata obrolan kita tentang cinta belum selesai. Saya telah menyatakan sebelumnya betapa penting peranan kata itu dalam mengekspresikan kata cinta. Tapi itu bukan satu-satunya bentuk ekspresi cinta. Cinta merupakan sebentuk emosi manusiawi. Karena itu ia bersifat fluktuatif naik turun mengikuti semua anasir di dalam dan di luar di diri manusia yang empengaruhinya. Itulah sebabnya saya juga mengatakan, empertahankan dan merawat rasa cinta sesungguhnya jauh lebih sulit dari sekedar menumbuhkannya.Jadi obrolan kita belum selesai. Walaupun begitu, saya juga tidak merasakan adanya urgensi utk menjawab pertanyaan ini : apa itu cinta ? Itu terlalu filosofis. Saya lebih suka menjawab pertanyaan ini :

Bagaimana seharusnya anda mencintai ? Pertanyaan ini melekat erat dalam kehidupan individu kita.

Cinta itu bunga; bunga yang tumbuh mekar dalam taman hati kita. Taman itu adalah kebenaran. Apa yg dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan,dan memekarkan bunga-bunga adalah air dan matahari. Air dan matahari adalah kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari memberinya gelora kehidupan. Cinta, dengan begitu, merupakan dinamika yg bergulir secara sadar di atas latar wadah perasaan kita.

Maka begitulah seharusnya anda mencintai; menyejukkan, menenangkan, namun juga menggelorakan. Dan semua makna itu terangkum dalam kata ini : menghidupkan. Anda mungkin dekat dengan peristiwa ini ; bagaimana istri anda melahirkan seorang bayi, lalu merawatnya, dan menumbuhkannya, mengembangkannya serta menjaganya. Ia dengan tulus berusaha memberinya kehidupan.

Bila anda ingin mencintai dengan kuat, maka anda harus mampu memperhatikan dengan baik, menerimanya apa adanya dengan tulus, lalu berusaha mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian merawatnya..menjaganya dengan sabar. Itulah rangkaian kerja besar para pecinta; pengenalan, penerimaan, pengembangan dan perawatan.
Apakah anda telah mengenal isteri anda dengan seksama ?
Apakah anda mengetahui dengan baik titik kekuatan dan kelemahannya ?
Apakah anda mengenal kecenderungan-kecenderungannya ?
Apakah anda mengenal pola-pola ungkapannya; melalui pemaknaan khusus dalam penggunaan kata, melalui gerak motorik refleksinya, melalui isyarat rona wajahnya, melalui tatapannya, melalui sudut matanya?
Apakah anda dapat merasakan getaran jiwanya, saat ia suka dan saat ia benci, saat ia takut dan begitu membutuhkan perlindungan ?

Apakah anda dapat melihat gelombang-gelombang mimpi-mimpinya,harapan-harapannya ?
Sekarang perhatikanlah bagaimana tingkat pengenalan Rosululloh saw terhadap istrinya, Aisyah. Suatu waktu beliau berkata, " Wahai Aisyah, aku tahu kapan saatnya kamu ridha dan kapan saatnya kamu marah padaku. Jika kamu ridha, maka kamu akan memanggilku dengan sebutan : Ya Rosulullah ! tapi jika kamu marah padaku, kamu akan memanggilku dengan sebutan " Ya Muhammad".
Apakah beda antara Rosululloh dan Muhammad kalau toh obyeknya itu-itu saja ?
Tapi Aisyah telah memberikan pemaknaan khusus ketika ia menggunakan kata yang satu pada situasi jiwa yang lain.

Pengenalan yang baik harus disertai penerimaan yang utuh. Anda harus mampu menerimanya apa adanya. Apa yang sering menghambat dlm proses penerimaan total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau "obsesi" yang berlebihan terhadap fisik.
Anda tidak akan pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam kecuali jika anda dapat menerima apa adanya. Dan ini tidak selalu berarti bahwa anda menyukai kekurangan dan kelemahannya. Ini lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan bukanlah kondisi akhir kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang. Dengan perasaan itulah seorang ibu melihat bayinya. Apakah yg ia harap dari bayi kecil itu ketika ia merawatnya, menjaganya, dan menumbuhkannya? Apakah ia yakin bahwa kelak anak itu akan membalas kebaikannya ? Tidak. Semua yg ada dlm jiwanya adalah keyakinan bahwa bayi ini punya peluang utk berubah dan berkembang. Dan karenanya ia menyimpan harapan besar dlm hatinya bahwa kelak hari-hari jugalah yg akan menjadikan segalanya lebih baik. Penerimaan positif itulah yang mengantar kita pada kerja mencintai selanjutnya ; pengembangan.

Pada mulanya seorang wanita adalah kuncup yg tertutup. Ketika ia memasuki rumah anda, memasuki wilayah kekuasaan anda, menjadi istri anda, menjadi ibu anak-anak anda; Andalah yg bertugas membuka kelopak kuncup itu, meniupnya perlahan, agar ia mekar menjadi bunga. Andalah yg harus menyirami bunga itu dengan air kebaikan, membuka semua pintu hati anda baginya, agar ia dapat menikmati cahaya matahari yg akan memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan kebaikanlah bunga-bunga cinta bersemi. 

Dan ungkapan " Aku Cinta Kamu " boleh jadi akan kehilangan makna ketika ia dikelilingi perlakuan yang tidak simpatik dan mengembangkan. Apa yg harus anda berikan kepada istri anda adalah peluang utk berkembang, keberanian menyaksikan perkembangannya tanpa harus merasa superioritas anda terganggu. Ini tidak berarti anda harus memberi semua yang ia senangi, tapi berikanlah apa yg ia butuhkan.
Tetapi setiap perkembangan harus tetap berjalan dlm keseimbangan.

Dan inilah fungsi perawatan dari rasa cinta. Tidak boleh ada perkembangan yang mengganggu posisi dan komunikasi. Itulah sebabnya terkadang anda perlu memotong sejumlah yg sudah kepanjangan agar tetap terlihat serasi dan harmoni.
Hidup adalah simponi yg kita mainkan dengan indah.
Maka, duduklah sejenak bersama dengan istri anda, tatap matanya lamat-lamat, dengarkan suara batinnya, getaran nuraninya, dan diam-diam bertanyalah pada diri sendiri :
Apakah ia telah menjadi lebih baik sejak hidup bersama dengan anda ?

Mungkinkah suatu saat ia akan mengucapkan puisi Iqbal tentang gurunya :
DAN NAFAS CINTANYA MENIUP KUNCUPKU...
MAKA IA MEKAR MENJADI BUNGA... :

Wallohu a'lam bish showab