Selasa, 22 Maret 2011

REPOSISI KOPERASI SEBAGAI UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KOPERASI DI RIAU

OLEH : RUHMI ANNISA JKASIM
Disampaikan pada Seminar Koperasi kelas Ekonomi Koperasi 2008-FKIP UR 

A.Latar Belakang Masalah 

     Sejalan dengan ide pengembangan eksistensi koperasi, dalam kondisi krisis ekonomi, gIobaIisasi/liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, upaya untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pembangunan koperasi adalah sangat penting. Keikutsertaan warga masyarakat sebagai pelaku ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapai sasaran-sasaran makro pembangunan ekonomi yaitu penyembuhan ekonomi nasional. Hal tersebut dimungkinkan karena koperasi memiliki peluang yang cukup besar mengingat potensi ekonomi anggota koperasi walaupun kecil-kecil tetapi sangat banyak dan tersebar, sehingga mampu membentuk kekuatan yang cukup besar baik dari aspek produksi, konsumsi maupun jasa-jasa. 
      Koperasi merupakan suatu wadah untuk mengembangkan demokrasi yang menghimpun potensi pembangunan dan melaksanakan kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya. Koperasi berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi yang mampu mengelola perekonomian rakyat sehingga dapat memperkokoh kehidupan ekonomi nasional berdasarkan azas kekeluargaan. (Syahza.A, 2009). Muslimin, N (2008) menyebutkan bahwa koperasi merupakan badan hukum yang melakukan kegiatan usaha didirikan orang perseorangan yang memiliki usaha sejenis, yang mempersatukan dirinya secara sukarela, dimiliki bersama, dan dikendalikan secara demokratis untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi. Sebagai wadah kumpulan usaha sejenis yang memiliki kepentingan yang sama baik untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang penuh dengan nilai-nilai universal yang merupakan kekuatan dasar membangun modal sosial.                                                                                                             
          Koperasi dan usaha kecil Menengah merupakan bentuk dan jenis usaha yang digolongkan dalam ekonomi kerakyatan karena sifatnya mandiri dan merupakan usaha bersama. Ketahanan ekonomi nasional sangat tergantung pada ekonomi daerah yang bertumpu pada pelaku-pelaku ekonomi termasuk koperasi. Untuk itu, kekuatan ekonomi akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila kekuatan sinergi kolektif yang dinanguni koperasi berjalan sebagaimana mestinya.( Syahza.A, 2009). Koperasi di Provinsi Riau pada tahun 2007 berjumlah 4.167 unit dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 4.356 unit. Dari jumlah koperasi tersebut yang dapat digolongkan aktif pada tahun 2007 adalah 2.791, sementara meningkat pada tahun 2008 menjadi 2.975 unit koperasi. Kehidupan koperasi diupayakan untuk terus dikembangkan oleh pemerintah pada masa mendatang melalui penguatan permodalan, pembenahhan sistem manajemen serta perluasan akses pasar.( Syahza.A, 2009).
            Geliat perkoperasian di Riau kian menunjukkan perkembangan positif tiga tahun terakhir. Selain dinilai dari kuantitasnya, kemajuan koperasi dan UKM juga terlihat dari kualitas dan daya serap tenaga kerjanya. Namun pada saat yang sama, dalam perkembangannya, koperasi juga mengalami suatu kendala yang besar. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Indra Bangsawan bahwa sebagian koperasi di Riau belum baik karena mengalami sejumlah masalah dalam pengelolaannya, seperti masalah dalam hal manajemen, sumber daya manusia, permodalannya yang belum mencukupi, kemudian, koperasi juga sering mengalami masalah teknis dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Di sisi lain, produk-produk tersebut seringkali tidak bisa bersaing dengan produk industri. (Formatnews - Pekabaru, 20 februari 2011).        
          Permasalahan-permasalahan koperasi di Riau yang telah diungkap diatas menjadi dasar pemikiran dalam penulisan makalah ini serta menjadi acuan dalam menentukan solusi dari permasalah tersebut, yaitu perlu adanya reposisi terhadap koperasi di Provinsi Riau. 
B. Perumusan Masalah 
        Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah : a) Perkembangan koperasi di daerah Riau. b) Permasalahan yang timbul dalam perkoperasian di Riau. c) Reposisi sebagai upaya untuk mengatasi permasalah koperasi di Riau 
C.   Pembahasan Makalah 
      1. Perkembangan Koperasi di Riau 
         Selama tahun 2008 hingga 2009 pertumbuhan koperasi di Riau mengalami peningkatan yang sangat pesat. Dari data yang ada menunjukkan pada tahun 2008 jumlah koperasi hanya 4.356, namun tahun 2009 bertambah menjadi 4.577. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Riau, Raja Indra Bangsawan mengatakan, bahwa perkembangan koperasi di Riau yang sangat pesat terutama untuk koperasi perkebunan, hal ini disebabkan banyaknya masyarakat bermatapencarian disektor perkebunan. Kemajuan tersebut masih perlu koordinasi program antar koperasi dan UKM dari daerah, provinsi hingga pemerintah pusat. (RiauInfo.com)      
       Perkembangan koperasi dan UKM di Riau seiring dengan program K2I Provinsi Riau dalam hal mengentaskan kemiskinan, kebodohan, serta mendorong peningkatan infrastuktur daerah Riau. Perkembangan ini dilihat sejak 2006 jumlah koperasi 4008 unit dan meningkat pada 2007 lalu menjadi 4176 hingga pada tahun 2008 melaju dengan jumlah 4.356 unit. Volume nilai usaha juga meningkat dari Rp. 966.490.000 menjadi Rp.1,38 miliar labih. Sisa Hasil Usah juga menanjak dari Rp. 92 juta menjadi Rp. 110 juta lebih. Fungsi koperasi dalam menangulangi pengangguran juga terlihat dari jumlah serapan tenaga kerja. Terdata saat ini dari 455 orang tenaga manager jumlahnya bertambah menjadi 603 orang. Sedang tingkat karyawan, koperasi telah menampung ribuan karyawan dari 4.648 orang meningkat menjadi 5.619 orang. (RiauI nfo.com).
           Berdasarkan informasi serta data pada dinas koperasi provinsi Riau, rataan umur koperasi sekitar 10,2 tahun dengan rentangan 5,21 tahun sampai 16,4 tahun. Apabila dibandingkan dengan perusahaan bisnis lainya, maka koperasi di provinsi Riau cukup matang dalam perkembanganya dan seharusnya memperlihatkan dampak terhadap kesejahteraan anggotanya. Secara sinerji kemajuan koperasi itu seharusnya sudah memperlihatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Riau, khusunya didaerah perdesaan. Dibawah ini adalah rekapitulasi Koperasi berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Riau tahun 2007. (Syahza. A (2009). 
      2. Permasalahan Koperasi di Riau 
           Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Riau Raja Indra mengatakan bahwa jumlah koperasi bermasalah yang hanya sekedar memasang papan nama tanpa aktifitas ini sudah turun sekitar 66 unit dari sebelumnya 1.474 menjadi 1.408. Adapun Permasalahan yang dihadapi oleh koperasi di Provinsi Riau akan dijelaskan secara rinci dibawah ini : a) Masalah pokok koperasi adalah kekurangmampuan manajemen koperasi untuk menggerakkan dan membina pengurus dan manajer yang baik agar bisa bekerja secara profesional. Dengan kata lain, manajemen koperasi kurang mampu untuk mengorganisasi dan mengelola anggota-anggota koperasi secara efektif. Lebih-lebih dalam hal memotivasi para pengurus dan manajer dilapangan agar mampu bekerja dalam etos kewirausahaan yang berkarakter koperasi. b) Masalah kedua adalah dalam hal usaha koperasi. 
      Dalam pelaksanaan usaha, koperasi belum sepenuhnya mampu mengembangkan kegiatan di berbagai sektor perekonomian, koperasi belum sepenuhnya mampu menciptakan mata rantai tataniaga yang efektif & efisien dalam pemasaran hasil produksi anggotanya maupun dalam distribusi bahan kebutuhan pokok para anggotanya, serta terbatasnya modal yang khususnya dalam bentuk kredit dengan persyaratan lunak untuk mengembangkan usaha, terutama yang menyangkut kegiatan usaha yang sesuai dengan kebutuhan anggota, di luar kegiatan program pemerintah. Di sisi lain, produk yang dihasilkan koperasi tersebut seringkali tidak bisa bersaing dengan produk industri. (Formatnews - Pekabaru). 
       Menurut Syahza. A (2009), dalam bukunya Ekonomi Pembangunan mengungkapkan bahwa permasalahan pengembangan koperasi di Riau antara lain: a) Lemahnya kualitas sumber daya manusia, khususnya kualitas manajemen. b) Kegiatan yang dilakukan oleh koperasi tidak sesuai dengan kebutuhan anggotanya sehingga koperasi berjalan atas kehendak pengurus semata, hal ini akan mengakibatkan rendahnya partisipasi anggota. c) Masih ditemukan adanya koperasi yang tidak menyertakan anggota dalam aktifitasnya. d) Koperasi masih sebatas penghubung antara anggota dengan mitra kerja. 
     3. Reposisi Koperasi di Riau 
        Berbagai permasalahan yang telah diuraikan diatas merupakan penyebab utama banyaknya koperasi yang tidak aktif di Provinsi Riau. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan reposisi peran koperasi yang secara mandiri dilakukan oleh koperasi dan pengusaha kecil. Keikutsertaan pemerintah dalam program ini dibatasi hanya sebagai fasilitator dan regulator, melalui suatu mekanisme yang menempatkan koperasi dan usaha kecil sejajar dengan perusahaan-perusahaan milik swasta maupun perusahaan milik pemerintah. Dengan perubahan kedudukan dan peranan koperasi yang demikian dan sesuai dengan kebijaksanaan program pembangunan koperasi dalam era reformasi yang menitikberatkan pada suatu upaya memandirikan koperasi. Reposisi peran koperasi pada hakikatnya ditujukan menyelaraskan peran koperasi, sesuai dengan ide serta prinsip dasar koperasi. 
              Di samping untuk mengembalikan tujuan pembangunan koperasi. Tujuan dari adanya reposisi koperasi adalah : a) Pembebanan resiko dari anggota kepada koperasi sebagai satu unit usaha, yang selanjutnya kembali ditanggung secara bersama oleh anggotanya. b) Kemampuan menciptakan posisi pasar dan pengawasan harga yang layak. c) Memiliki alat perlengkapan organisasi yang berfungsi dengan baik seperti pengurus, Rapat Anggota, dan Badan Pemeriksa, serta manajer yang terampil dan berdedikasi. d) Kemampuan koperasi untuk menghimpun dan menanamkan kembali modal, dengan cara penumpukan modal anggota. e) Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia secara optimal untuk mempertinggi efisiensi. f) Pengaruh dari koperasi terhadap anggota yang berkaitan dengan perubahan sikap & perilaku yang lebih sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan, diantaranya perubahan teknologi, pasar dan dinamika masyarakat. 
           Untuk mencapai tujuan dan sasaran atas dasar bidang prioritas, maka dalam upaya melakukan reposisi peran koperasi diperlukan perencanaan program yang terarah dan terencana, sehingga diharapkan koperasi akan menjadi lembaga ekonomi yang kuat, dan mampu tumbuh dan kembang dengan kekuatan sendiri. Untuk itu ditetapkan empat kebijakan dasar yaitu : a) Kebijaksanaan pembinaan organisasi dan manajemen koperasi melalui pendidikan dan latihan, serta penyediaan bantuan tenaga manajemen yang terampil dan memiliki motivasi serta idealisms koperasi. b) Tersedianya kesempatan usaha yang seluas-luasnya beserta tersedianya bantuan fasilitas permodalan dengan syarat yang memadai, untuk pengadaan sarana produksi, pengolahan dan pemasaran yang dibutuhkan. c) Kebijaksanaan dalam rangka pemupukan modal melalui simpanan wajib, yang terpusat dan terpadu, disamping melakukan usaha untuk semakin menggalakkan kesadaran menabung dari anggota sendiri. Pemupukan modal merupakan pendukung utama bagi terbentuknya lembaga keuangan yang dimiliki oleh koperasi. d) Terjalinnya pola kerjasama antara koperasi dalam satu kesatuan jalinan kelembagaan koperasi yang terpadu dan menyeluruh, serta terkait dalam tata ekonomi nasional bersama-sama dengan usaha swasta dan usaha negara. 
           Beberapa agenda reposisi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan koperas di provinsi Riau adalah : a) Peningkatan partisipasi anggota koperasi. b) memanfaatkan perkembangan informasi teknologi untuk penerangan, penyuluhan, pendidikan dan latihan perkoperasian. c) Peningkatan dan pengembangan efisiensi dan produktivitas usaha koperasi. d) Peningkatan dan pengembangan kesempatan usaha bagi koperasi dalam era pasar bebas. e) Peningkatan dan pengembangan struktur permodalan Dalam suasana persaingan dunia usaha yang kompetitif, keberadaan usaha koperasi dituntut untuk dapat bersaing dengan para pelaku usaha lainnya, karena lembaga ini dianggap cukup repsentatif dalam memberdayakan kegiatan ekonomi masyarakat. Langkah kerjasama dalam bentuk kemitraan usaha merupakan suatu strategi untuk dapat mengembangkan usaha koperasi dan secara moril kerjasama ini sangat diperlukan adanya dukungan yang maksimal dari pihak pengusaha besar melalui paket pembinaan. Selain pengusaha diperlukan juga karjasama dari berbagai lembaga keuangan yang ada dprovinsi Riau. 
          Dari ketiga komponen mitra (koperasi, perusahaan, dan lembaga keuangan) perlu dukungan dari pihak pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Pemerintah sifatnya disini hanya sebagai pemberian jasa berupa pembinaan dan penyuluhan. Untuk lebih jelasnya bentuk mitra kerja koperasi disajikan pada gambar dibawah ini : (Syahza. A (2009) 
      D. Penutup 
          1. Kesimpulan 
            Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam pembahasan makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa penyebab banyaknya koperasi didaerah Riau yang tidak aktif adalah : (1) Manajemen koperasi yang belum optimal (2) pelaksanaan usaha, koperasi belum sepenuhnya mampu mengembangkan kegiatan di berbagai sektor perekonomian, (3) Masih ditemukan adanya koperasi yang tidak menyertakan anggota dalam aktifitasnya, (4). Koperasi masih sebatas penghubung antara anggota dengan mitra kerja. Adapun usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi maslah tersebut adalah dengan melakukan repposisi koperasi, yang merupakan suatu usaha untuk membangun kembali peran koperasi sesuai dengan tujuan awal koperasi 
      2. Saran 
         Dengan adanya pembahasan makalah tentang keadaan koperasi di Provinsi Riau serta solusinya maka diharapkan dapat menjadi suatu rujukan dalam upaya menagatasi berbagai permasalahan koperasi yang ada di Provinsi Riau. 

DAFTAR PUSTAKA 

Syahza.A. (2009). Ekonomi Pembangunan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau.Pekanbaru. http://www.formatnews.com/?act=view&newsid=2802&cat=36.Diakses 05 Maret 2011 http://www.koperasiku.com/artikel/manajemen-koperasi. Diakses 06 Maret 2011 
http://almasdi.unri.ac.id/artikel_pdf  
 PEMBERDAYAAN%20KOPERASI%20BERBASIS%20AGRIBISNIS%20DI%20DAERAH%20PEDESAAN.pdf.  
  Diakses 06 Maret 2011 http://gresnews.com/ch/Economy/cl/Riau/id/1030285/read/1/Ribuan-Koperasi-
  di-Riau-Bermasalah . Diakses 06 Maret 2011 
http://www.smecda.com/kajian/files/Jurnal_3_2008/06_Burhanuddin.pdf. Diakses 06 Maret 2011 http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/%289%29%20antara%20dan%20anderson-
     kinerka%20kud%20di%20bali%281%29.pdf. Diakses 05 Maret 2011 
Metrotvnews.com, Pekanbaru Nusantara / Senin, 25 Januari 2010 18:08 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum,wr,wb.Mohon di isi ya..semoga bermanfaat untuk perbaikan yang akan datang. Jazakumullah Khairan Katsir.